Gawat! Indonesia Jadi Lahan Empuk Bagi Sindikan Pelaku TPPO, Kata Kombes Hengki

- 25 September 2023, 13:45 WIB
Kombes Pol Hengki Haryadi saat memberikan Kuliah Umum di Fakultas FISIP Universitas Indonesia (UI), Senin, 25 September 2023.
Kombes Pol Hengki Haryadi saat memberikan Kuliah Umum di Fakultas FISIP Universitas Indonesia (UI), Senin, 25 September 2023. /

WAKTU LAMPUNG - Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut Indonesia menjadi lahan empuk bagi sindikat pelaku kejahatan yang mengendalikan bisnis ilegal perdagangan manusia atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).


Hal itu dikatakan Kombes Pol Hengki Haryadi saat memberikan Kuliah Umum di Fakultas FISIP Universitas Indonesia (UI), Senin, 25 September 2023.

Menurutnya, selain memanfaatkan kondisi rentan masyarakat, ditambah regulasi perlindungan kepada masyarakat yang lemah, serta pengawasan SOP keluar masuk warga negara.

Modus yang dilakukan para pelaku TPPO tersebut bervariasi. Salah satunya adalah menjadikan korban sebagai pekerja migran ilegal atau Pembantu Rumah Tangga (PRT). Kemudian, modus menjadikan korban sebagai Anak Buah Kapal (ABK), menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) dan hingga eksploitasi anak.

"Belum lagi soal SDM, ekonomi, dan berbagai potensi lain misalnya dokumen dokumen, berkas berkas yang mudah di palsukan, hingga perkembangan media sosial dan lain lain," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu.

Baca Juga: Dirujak Netizen Akibat Ancam Kombes Hengki Haryadi, Belum 24 Jam Hercules Sudah Minta Maaf

Hengki menjelaskan TPPO merupakan kejahatan serius yang melanggar hak asasi manusia. TPPO dinilai sebagai bentuk perbudakan modern dan ini bertentangan dengan martabat kemanusiaan.

Modus operandi dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang terbanyak secara berturut-turut adalah Prostitusi (Pekerja Seks Komersial); Eksploitasi Tenaga Kerja Indonesia; Eksploitasi Pembantu Rumah Tangga; Jual Beli Anak; dan Jual beli Organ Tubuh.

Subjek pidana dalam tindak pidana perdagangan orang adalah terdiri dari setiap orang; korporasi; kelompok terorganisasi; dan penyelenggara negara yang menyalahgunakan kekuasaan. "Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi yang melakukan tindak pidana perdagangan orang," kata Hengki.

Halaman:

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x