Kurangi Kematian Ibu dan Bayi, Kemenkes Kirim 10 Ribu Alat USG ke Puskesmas Seluruh Indonesia

- 1 April 2023, 14:05 WIB
Ilustrasi pemeriksaan ibu hamil dengan USG.  Kemenkes akan mengirimkan 10 ribu alat USG ke Puskesmas Seluruh Indonesia. /foto kemenkes.go.id/
Ilustrasi pemeriksaan ibu hamil dengan USG. Kemenkes akan mengirimkan 10 ribu alat USG ke Puskesmas Seluruh Indonesia. /foto kemenkes.go.id/ /

WAKTU LAMPUNG - Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih di kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup. Diperlukan komitmen untuk penyediaan layanan esensial bagi Ibu hamil agar bisa mencapai target menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2024.

 

Karena itu,, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)  mendistribusikan ratusan ribu unit alat UltraSonografi (USG) dan antropometri ke seluruh puskesmas dan posyandu di Indonesia. 

Sebanyak 10.000 unit USG didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia, diikuti pengiriman 300.000 alat antropometri ke posyandu yang dilakukan secara bertahap.

"Upaya ini terutama untuk pencegahan kematian ibu dan bayi, serta pencegahan stunting," ujar Mohammad Syahril pada Sabtu, 1 April 2023, dikutip Waktulampung.com dari Pikiran-rakyat.com.

 

Syahril memaparkan Kemenkes sedang berupaya mewujudkan target penurunan angka kematian ibu menjadi hanya 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2030

Sistem rujukan ke rumah sakit bisa dilakukan lebih awal. Begitu juga dengan ukuran bayi yang besar yang melebihi ukuran apakah persalinan akan melalui pervaginam atau seksio sesarea bisa dideteksi dengan USG, dan ibu hamil bisa merencanakan sebelum waktu persalinan tiba," ujarnya.

Penyediaan alat USG juga bertujuan untuk menurunkan angka stunting pada ana. Seperti pemeriksaan dengan alat USG akan mendeteksi pertumbuhan janin yang terlambat atau normal.

 

RPJMN 2024

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menargetkan upaya penurunan angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2024.

Pendistribusian 10.000 USG diharapkan dapat mempermudah akses ibu hamil yang perlu memeriksakan kehamilan, setidaknya dilakukan minimal enam kali selama 9 bulan.

"Dua kali pemeriksaan di antaranya harus diperiksa oleh dokter. Dengan pemeriksaan dokter, akan terjadi kolaborasi dengan bidan dan dokter spesialis kebidanan," ujarnya.

 

Nantinya, pendistribusian alat USG juga diharapkan bisa menjangkau wilayah-wilayah di perbatasan Indonesia. Selain itu, penyediaan alat USG di masing-masing puskesmas dapat membuat sistem rujukan ke rumah sakit berlangsung lebih awal.

Transformasi Sistem Kesehatan

Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengklaim ada enam pilar yang masuk dalam rencana transformasi sistem kesehatan di Indonesia, meliputi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi kesehatan.

"Kita sekarang sedang melakukan transformasi kesehatan, yang bisa mengubah mindset pemerintah juga masyarakat," ujarnya.
 
Contohnya, pilar pertama yang ingin diubah Kemenkes adalah upaya meningkatkan layanan primer bagi puskesmas dan puskesmas pembantu di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

 

Salah satunya pilar meningkatkan layanan dasar seperti di puskesmas, puskesmas pembantu untuk memperkuat imunisasi balita, melakukan skrining, sehingga masyarakat bisa hidup lebih sehat," ujarnya lagi.***

Sumber : Pikiran Rakyat

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x