Silangit --kini Sisingamangaraja XI International Airport--adalah pelabuhan pertama di Tapanuli dan tanah Batak. Tidak banyak yang tahu bahwa Bandara Silangit ternyata sudah mulai dibangun pada saat Jepang berkuasa di Tanah Air.
Sarana penerbangan di Tapanuli ini kembali diaktifkan pada tahun 2010. Kala itu landasan pacu (runway) yang semula hanya 30 X 1.400 meter diperpanjang hingga 30 X 2.400 meter.
Tempat hinggapnya burung-burung besi ini semakin gencar ditata ulang setelah Danau Toba ditetapkan sebagai geopark.
Baca Juga: SMSI Sergai Sumut Siap Sukseskan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba HPN 2023
Selain menambahkan fasilitas dan landasan pacu hingga mencapai 3.200 X 45 m, destinasi penerbangan yang semula berkutat di rute nasional pun diperluas menjadi rute internasional.
Tim inti ekspedisi yang berangkat dari Jakarta, Jumat (3/2/2023) siang, mendarat di Bandara Silangit setelah 2 jam 20 menit terbang dari Bandara Soekarno Hatta.
Kami melihat bandara ini memiliki fasilitas mumpuni dan ramah bagi kaum disabilitas. Sebut saja kursi roda, ruang VIP, counter check in, apron, terminal bandara, dan fasilitas lain sesuai aturan bandara kelas II.
Baca Juga: Ini 4 Gunung di Lampung Barat: 2 punya Kaldera
Di Silangit juga terdapat kafe resto cukup luas dengan lahan outdoor di depannya yang diisi beberapa meja kursi. Di sini kami bergabung dengan puluhan eks penumpang lain yang duduk untuk makan minum sambil menunggu penjemput.