Bupati Dendi Bawa Wastra Pesawaran Sulam Jelujur hingga Manca Negara: New York Fashion Week

- 4 Februari 2023, 18:41 WIB
Bupati Dendi Bawa Wastra Pesawaran Sulam Jelujur hingga Manca Negara: New York Fashion Week
Bupati Dendi Bawa Wastra Pesawaran Sulam Jelujur hingga Manca Negara: New York Fashion Week /Foto: Malik AKPWI/

“Sang Dewi adalah sebuah dedikasi terhadap pengrajin sulam jelujur Pesawaran di Desa Sungai Langka yang mayoritas pengrajinnya adalah perempuan yang tangguh dalam menghadapi sebuah kondisi dan keadaan yang mereka alami. Para wanita itu menjadi simbol sang dewi,” jelasnya.

Saat tampil di Pekan Mode New York itu desainer Ariesmansyah membawa 12 desain sulam jelujur dengan tema Sang Dewi. Saat tampil di depan Tim Juri, Bupati Dendi mengajak Ariesmansyah ikut serta bersama stafnya.

Dendi juga memamerkan sejumlah produk sulam jelujur di depan juri.

Baca Juga: Peserta Ekspedisi Geopark Kaldera Toba HPN Medan 2023 Mulai Tiba, Gubernur Sumatera Utara: Selamat Datang

Sulam jelujur terus terbang tinggi. Usai Pekan Mode New York, sulam jelujur dipamerkan di Ocean City Gift Expo di Washington DC, lalu ikut tampil di panggung Dubai Fashion Week.

Sulam jelujur mulai tampil di panggung dunia internasional sejak tahun 2018. “Tahun 2018 ada kerja sama dengan Negara Belanda berkaitan dengan sulam jelujur. Motif sulam jelujur dipajang di Bandara Internasional Netherlands, Museum Tektile Netherlands, dan Stasiun Metrohal Netherlands,” kata dia.

Lalu, tahun 2019 sulam jelujur ditampilkan di Kedubes RI di Afrika Selatan untuk pameran dan fashion show. Tahun 2021 ikut serta dalam beberapa pameran yakni Lampung Craft, Innacraft, dan Bali TTI Expo.

Baca Juga: SMSI Sergai Sumut Siap Sukseskan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba HPN 2023

Sulam jelujur sebetulnya bukan khas Pesawaran dan Lampung pada umumnya. Kain khas Lampung adalah Tapis Lampung. Dedi mengungkapkan penemuan sulam jelujur terjadi secara kebetulan tahun 2017.

“Saat bertamu di rumah warga, ada telapak meja dan hiasan dinding yang menarik. Ternyata itu sulam jelujur,” ungkapnya. Sulam jelujur dibawa oleh transmigran dari Jawa ke Pesawaran tahun 1905.

Keterampilan membuat sulam jelujur dipertahankan terus oleh keturunan transmigran dari Jawa itu terutama di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan. Kerajinan itu hanya digunakan sebagai pajangan atau hiasan rumah.

Baca Juga: Ingin Healing? Ini 4 Lokasi Wisata di Lampung Barat Paling Banyak Dikunjungi

Setelah digali, ternyata ada narasi yang besar di balik sulam jelujur itu. Motif-motifnya mengandung pesan filosofi atau kearifan yang luar biasa. Juga ada motif yang mengisahkan perjalanan transmigran dari Jawa ke Kabupaten Pesawaran, yaitu motif kapal dan jung, yaitu alat transportasi laut yang diperkirakan membawa transmigran dari Jawa ke Lampung, khususnya Kabupaten Pesawaran pada masa lalu.

Tiap motif memiliki makna atau filosofi. Misalnya, motif Bintang Pak mempunyai makna kita harus menjadi terang bagi orang yang ada di sekeliling kita. Bila ingin dihormati dan dimuliakan orang, maka hormatilah dan muliakan orang lain lebih dahulu.

Halaman:

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x