Ada Rumah Berusia 300 Tahun di Lampung Barat, Bangunan Tahan Gempa yang jadi Warisan Budaya

- 28 Januari 2023, 10:55 WIB
  Rumah atau lamban pesagi disebut berusia 300 tahun ada di Lampung Barat. Foto: rumah tradisional Lamban Pesagi
Rumah atau lamban pesagi disebut berusia 300 tahun ada di Lampung Barat. Foto: rumah tradisional Lamban Pesagi /Riyadi/Dok Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lambar/waktulampung.com/Waktu Lampung Online

WAKTU LAMPUNG - Ternyata, ada rumah berusia ratusan tahun di Lampung. Disebut sudah lebih dari tiga abad.

Rumah berusia ratusan tahun di Lampung itu terletak di Kabupaten Lampung Barat. Tepatnya di Pekon Kenali Kecamatan Belalau.

Rumah berusia ratusan tahun di Lampung Barat itu masih terjaga keasliannya. Namanya rumah tradisional Lamban Pesagi. Lamban berarti rumah. Lokasinya ditetapkan sebagai perkampungan adat atau perkampungan tradisional.

Menurut Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diadikbud) Riyadi Andryanto, mendamping Kadisdikbud, Bulki, dalam keteranganya, Rabu, 25 Januari 2023, saat ini Lamban Pesagi di Lampung Barat itu menjadi salah warisan budaya tak benda (WBTB) nasional.

Baca Juga: Gubernur Lampung Arinal Disambut Wastra Lampung Barat di Sekolah Kopi

Usia Lamban Pesagi di Lampung Barat tersebut diperkirakan telah menginjak usia 370 tahun atau hampir empat abad dan sekarang turunan ketujuh.

Kini Lamban Pesagi menjadi cagar budaya dan diambilalih oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten.

Termasuk atapnya yang masih berupa ijuk. Tiang penyangga terbuat dari kayu.

Dikatakan, Lamban Pesagi berudia ratusan tahun di Lampung Barat itu dibuat menyesuaikan kondisi alam saat itu. Dan sudah mampu beradaptasi dengan alam jauh sebelum milenium. Buktinya, saat terjadi gempa Liwa 1994, Lamban Pesagi tetap berdiri tegak dengan kokoh.

"Rumah tradisional Lamban Pesagi dibangun dengan perhitungan yang matang dalam menyikapi lingkungan. Lamban Pesagi dibangun berdasarkan kearifan setempat, menyesuaikan kondisi geografis," kata Kabid Riyadi.

Baca Juga: Pimpinan Adat di Pesisir Barat Serukan 27 Ribu Warga Ikut Gerakan 3323 di Jalan Sumberrejo-Wayharu, Protes?

Dikatakan, Lamban Pesagi berbentuk panggung yang terdiri atas sejumlah unsur, seperti tiang, hutong (Alas tiang terbuat dari batu) dan atung serta unsur lainnya.

"Rumah panggung ini terdiri dari banyak unsur, antara lain Tihang duduk. Tihang duduk mempakan tiang penyangga rumah dengan ketinggian antara satu metersampai dengan satu setengah meter," ujarnya.

Tiang ini selalu berjumlah ganjil (apabila dibagi dua selalu menyisakan satu) yang bermakna kita harus selalu ingat kepada yang satu, yakni Yang Maha Kuasa.

Tihang duduk disangga oleh tiga batu gepeng, yang berfungsi sebagai penahan apabila terjadi gempa bumi sehingga rumah tak terdampak atau terpengaruh guncangan gempa.

"Tiga buah batu
dengan ukuran 30Cm x 20Cm, kemudian di atasnya ada umpak (tiang penyangga) kayu dengan tinggi 45Cm dan lingkaran 130Cm, tinggi 90Cm, lebar bawah 23Cm, lebara tas 30Cm," tuturnya.

Selanjutnya, bah lamban atau kolong rumah. Bah lamban itu saat ini dipergunakan untuk menyimpan kayu, batu bata.

"Kalau dahulu kolong ini dikosongkan karena tujuan rumah panggung adalah untuk
menghindari dari serangan binatang buas. Namun saat ini banyak kolong rumah yang
dijadikan sebagai ruangan, kamar, bahkan untuk toko tempat berjualan," katanya.

Selanjutnya, Atung. Atung merupakan kayu panjang ke samping yang disangga oleh tihang duduk. Merupakan kayu penyangga lantai rumah dengan panjang dua meter 65Cm, lingkaran kayu 45Cm dan berjumlah empat kayu.

Terus, Uwongan. Uwongan itu sama dengan atung, namun kayu ini yang posisinya ke depan dan ke belakang.

"Kayu penyangga yang rapat dengan lantai rumah, dengan panjang 9 meter 4Cm, dengan
lingkaran kayu 87Cm, terdapat lima kayu. Kayu atau balok penyangga dinding samping
dengan lebar 24Cm dan 17Cm, panjang 11 meter 20Cm, ada dua kayu," tuturnya.

Unsur lainnya, yakni Kakagh yang merupakan bambu bulat sebagai penyangga lantai rumah di bagian belakang. Kemudian Bujokh yang terbuat dari kayu yang membujur ke samping sebagai pembatas ruangan di dalam rumah.

"Terdapat tiga kayu pembatas lantai rumah, di bagian paling depan disekat untuk 2 kamar yakni kamar di bagian kiri depan (kebik) dan kamar di bagian kanan depan (tebelah). Kamar di
sebelah kiri diperuntukkan bagi anak laki-laki tertua, dan kamar sebelah kanan untuk orang
tua," katanya.***

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x