Bupati Dendi Bawa Wastra Pesawaran Sulam Jelujur hingga Manca Negara: New York Fashion Week

4 Februari 2023, 18:41 WIB
Bupati Dendi Bawa Wastra Pesawaran Sulam Jelujur hingga Manca Negara: New York Fashion Week /Foto: Malik AKPWI/

WAKTU LAMPUNG - Wastra atau kain tradisional Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung telah hadir di Pekan Mode New York, 11 September 2022 lalu.

Pekan Mode New York atau New York Fashion Week adalah salah satu dari empat besar pekan mode yang diselenggarakan di seluruh dunia bersama Pekan Mode Paris, London, dan Milan.

Pekan Mode New York diselenggarakan pada bulan Februari dan September setiap tahunnya di New York City, Amerika Serikat.

Baca Juga: Ada Rumah Berusia 300 Tahun di Lampung Barat, Bangunan Tahan Gempa yang jadi Warisan Budaya

Pekan mode yang awalnya disebut Press Week ini mulai diselenggarakan tahun 1943 saat Perang Dunia II sedang meletus.

Kini Pekan Mode New York telah menjadi kiblat pada mode dunia di samping Paris, London, dan Milan.

Ke Pekan Mode New York itulah Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona membawa sulam jelujur dari Kabupaten Pesawaran terbang tinggi pada 11 September 2022.

“Pemerintah Daerah Pesawaran mengenalkan produk kerajinan sulam jelujur pada event Indonesia Fashion Week di New York dengan tema Sang Dewi,” kata Dendi dengan bangga di depan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 di Kantor PWI Pusat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat dan Bupati Dendi terpilih menerima anugerah tersebut.

Baca Juga: Gubernur Lampung Arinal Disambut Wastra Lampung Barat di Sekolah Kopi

“Sang Dewi adalah sebuah dedikasi terhadap pengrajin sulam jelujur Pesawaran di Desa Sungai Langka yang mayoritas pengrajinnya adalah perempuan yang tangguh dalam menghadapi sebuah kondisi dan keadaan yang mereka alami. Para wanita itu menjadi simbol sang dewi,” jelasnya.

Saat tampil di Pekan Mode New York itu desainer Ariesmansyah membawa 12 desain sulam jelujur dengan tema Sang Dewi. Saat tampil di depan Tim Juri, Bupati Dendi mengajak Ariesmansyah ikut serta bersama stafnya.

Dendi juga memamerkan sejumlah produk sulam jelujur di depan juri.

Baca Juga: Peserta Ekspedisi Geopark Kaldera Toba HPN Medan 2023 Mulai Tiba, Gubernur Sumatera Utara: Selamat Datang

Sulam jelujur terus terbang tinggi. Usai Pekan Mode New York, sulam jelujur dipamerkan di Ocean City Gift Expo di Washington DC, lalu ikut tampil di panggung Dubai Fashion Week.

Sulam jelujur mulai tampil di panggung dunia internasional sejak tahun 2018. “Tahun 2018 ada kerja sama dengan Negara Belanda berkaitan dengan sulam jelujur. Motif sulam jelujur dipajang di Bandara Internasional Netherlands, Museum Tektile Netherlands, dan Stasiun Metrohal Netherlands,” kata dia.

Lalu, tahun 2019 sulam jelujur ditampilkan di Kedubes RI di Afrika Selatan untuk pameran dan fashion show. Tahun 2021 ikut serta dalam beberapa pameran yakni Lampung Craft, Innacraft, dan Bali TTI Expo.

Baca Juga: SMSI Sergai Sumut Siap Sukseskan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba HPN 2023

Sulam jelujur sebetulnya bukan khas Pesawaran dan Lampung pada umumnya. Kain khas Lampung adalah Tapis Lampung. Dedi mengungkapkan penemuan sulam jelujur terjadi secara kebetulan tahun 2017.

“Saat bertamu di rumah warga, ada telapak meja dan hiasan dinding yang menarik. Ternyata itu sulam jelujur,” ungkapnya. Sulam jelujur dibawa oleh transmigran dari Jawa ke Pesawaran tahun 1905.

Keterampilan membuat sulam jelujur dipertahankan terus oleh keturunan transmigran dari Jawa itu terutama di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan. Kerajinan itu hanya digunakan sebagai pajangan atau hiasan rumah.

Baca Juga: Ingin Healing? Ini 4 Lokasi Wisata di Lampung Barat Paling Banyak Dikunjungi

Setelah digali, ternyata ada narasi yang besar di balik sulam jelujur itu. Motif-motifnya mengandung pesan filosofi atau kearifan yang luar biasa. Juga ada motif yang mengisahkan perjalanan transmigran dari Jawa ke Kabupaten Pesawaran, yaitu motif kapal dan jung, yaitu alat transportasi laut yang diperkirakan membawa transmigran dari Jawa ke Lampung, khususnya Kabupaten Pesawaran pada masa lalu.

Tiap motif memiliki makna atau filosofi. Misalnya, motif Bintang Pak mempunyai makna kita harus menjadi terang bagi orang yang ada di sekeliling kita. Bila ingin dihormati dan dimuliakan orang, maka hormatilah dan muliakan orang lain lebih dahulu.

Dengan visi jauh ke depan Bupati Dendi memutuskan untuk mengembangkan sulam jelujur menjadi salah satu kekhasan Pesawaran. Ia mendorong melakukan pembinaan dan pengembangan hingga diversifikasi produk dari kerajinan sulam jelujur itu melalui Dekranasda Kabupaten Pesawaran.

Upaya mengembangkan sulam jelujur mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pesawaran, Pemerintah Provinsi Lampung, dan Yayasan Cinta Tenun Indonesia (CTI) dengan memberikan pembinaan-pembinaan yang intensif.

Pemerintah Kabupaten Pesawaran menyediakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Rumah Galeri Sulam Jelujur yang dapat digunakan oleh para pengrajin di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, yang jadi sentra sulam jelujur.

Tidak hanya memproduksi sulam jelujur, Pemerintah Kabupaten juga membuka pasarnya. Misalnya ikut pameran di tingkat nasional dan internasional.

Lalu bagaimana sulam jelujur di Pesawaran sendiri? “Saat ini saya mewajibkan hotel-hotel di Pesawaran untuk menggunakan sulam jelujur untuk home decoration, table runner, bed runner, true sofa, pouch bag, kotak tisu,” kata Bupati Dendi.

Dan, puncaknya wastra sulam jelujur hadir di pekan mode bergengsi dunia, yakni Pekan Mode New York, pekan mode pertama yang diselenggarakan di dunia dan menjadi salah satu pekan mode dunia yang jadi acuan mode di samping Paris, London, dan Milan.***

Editor: Merli Sentosa

Tags

Terkini

Terpopuler