Berbeda! Februari Tahun Ini ada Tanggal 29: Terjadi 4 Tahun Sekali, Tahun Kabisat, Simak Penjelasannya

27 Februari 2024, 08:13 WIB
Februari tahun 2024 berakhir tanggal 29 disebut juga tahun Kabisat. Ini terjadi empat tahun sekali /Waktu Lampung/Waktu Lampung Online

WAKTU LAMPUNG - Jumlah tanggal Bulan Februari tahun 2024 ini berbeda dari tiga tahun sebelumnya. Ya, tiga tahun sebelumnya Bulan Februari berakhir di tanggal 28.

Bulan Februari 2024 berakhir tanggal 29 atau 29 hari di bulan Februari di tahun ini. Rupanya, Bulan Februari yang sampai tanggal 29 terjadi empat tahun sekali.

Bulan Februari yang berakhir pada tanggal 29 disebut dengan Tahun Kabisat.

Apa itu Tahun Kabisat?

Tahun Kabisat juga diartikan sebagai tahun yang habis dibagi empat.

Pengertian lain, Tahun Kabisat adalah tahun yang mengalami penambahan satu hari. Penambahan satu hari ini bertujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi.

Seban Terjadinya Tanggal 29 Februari dan Terjadi 4 Tahun Sekali

Disadur dari Pikiran-rakyat.com (Induk Waktu Lampung Online), Selasa, 27 Februari 2024, Tahun Kabisat terjadi karena untuk menyesuaikan waktu bumi mengorbit matahari dengan jumalah hari pada tiap tahunnya.

Menurut NASA, peristiwa bumi mengorbit matahari membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari. Namun, jumlah hari dalam setahun dibulatkan menjadi 365 hari.

Oleh karena itu, untuk mengganti sebagian hari yang hilang, NASA menambahkan satu hari ke kalender setiap empat tahun sekali yang disebut tahun kabisat. Satu hari pada tahun kabisat itu pun jatuh pada 29 Februari.

Setahun adalah jumlah waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengorbit bintangnya satu kali. Satu hari adalah jumlah waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk menyelesaikan satu rotasi pada porosnya.

Bumi membutuhkan waktu sekitar 365 hari dan enam jam untuk mengorbit Matahari. Bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam (satu hari) untuk berputar pada porosnya. Jadi, tahun kita bukanlah jumlah hari yang tepat.

"Karena itu, sebagian besar tahun dibulatkan hari dalam setahun menjadi 365. Namun, sisa hari itu tidak hilang. Untuk memastikan kami menghitung bagian ekstra dari satu hari, kami menambahkan satu hari ke kalender kira-kira setiap empat tahun," tutur NASA.

Sebagai contoh, pada 2017-2019 jumlah hari adalah 365, sedangkan pada 2020 jumlah hari menjadi 366. Karena NASA telah mengurangi sekitar 6 jam atau 1/4 hari dari 2017, 2018, dan 2019, mereka harus menebus waktu itu pada 2020.

Sistem Perhitungan Kabisat

Umumnya, satu tahun terdiri dari 365 hari. Perhitungan itu didasarkan pada peristiwa bumi mengorbit matahari.

Bumi butuh waktu sekitar 365,25 hari untuk mengorbit matahari. Namun, satu tahun hanya terdiri dari 365 hari. Oleh karena itu, sisa waktu pengorbitan matahari digantikan setiap 4 tahun di bulan Februari.

Sehingga, setiap 4 tahun, bulan Februari berjumlah 29 hari, bukan 28 hari pada umumnya. Makanya, tahun kabisat terjadi 4 tahun sekali.

Dikutip dari situs LAPAN, dalam satu tahun Syamsiah sebenarnya tidak secara persis terdapat 365 hari. Lebih tepatnya 365 hari lebih lima jam 48 dan menit.

Maka dari itu, di setiap empat tahun sekali maka akan kekurangan sekitar 23 jam 15 menit. Nah, untuk mengkompensasi hal ini, setiap empat tahun sekali berilah satu hari ekstra yaitu tanggal 29 Februari.

Cara menentukan tahun kabisat:

Apabila angka tahun tersebut habis dibagi dengan 400, maka tahun itu adalah tahun kabisat

Apabila angka tahun tersebut tidak habis dibagi dengan angka 400, namun malah habis dibagi angka 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.

Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400 ataupun 100, namun habis dibagi dengan angka empat, maka tahun itu adalah tahun kabisat

Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dipastikan tahun tersebut bukanlah tahun kabisat

Sejarah asat Asal Tahun Kabisat

Tahun kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar. Dia bersama dengan filsufnya, Sosigenes, membuat suatu modifikasi dalam kalender Romawi kuno, di mana mereka menambahkan satu hari di bulan kedua setiap tahun keempat, yaitu Februari.

Akan tetapi, pada abad ke 16, sejumlah ilmuwan mengatakan bahwa perhitungan Julius Caesar masih kurang tepat. Hal itu menjadi masalah bagi Gereja Katolik karena tanggal Paskah telah menyimpang dari tanggal tradisionalnya.

Paus Gregorius XIII kemudian menugaskan untuk membuat kalender yang dimodifikasi yang kemudian disebut kalender Gregorian. Dalam kalender Gregorian yang sekarang digunakan secara umum, selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan hanya pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 atau empat.***

Sebagian artikel ini telah terbit di pikiran-rakyat.com berjudul: Kenapa Tanggal 29 Februari Terjadi 4 Tahun Sekali? Simak Penjelasannya

Editor: Merli Sentosa

Tags

Terkini

Terpopuler