Network
"Kendati saat ini sudah zaman modern Kita berharap perlombaan layang-layang ataupun permainan tradisional lainnya yang menjadi permainan turun temurun dari jaman dulu tetap dilestarikan agar tidak hilang tergerus oleh zaman," kata Ali Akbar berharap.
Sementara Parosil Mabsus mengatakan bahwa banyak hal positif yang dapat dipetik dari lomba layang-layang yang digagas oleh Karang Taruna Muarajaya.
Baca Juga: Gempa Bumi Bengkulu Selatan Terasa Hingga Liwa Lampung Barat, Ini Data Terbaru BMKG
"Dengan perlombaan seperti ini selain menjadi hiburan bagi semua usia juga menjadi wadah silaturahmi antar sesama sehingga akan menjalin keakraban yang lebih erat bukan hanya antar peserta lomba atau panitia saja namun termasuk penonton dari semua usia," ujar Parosil.
Sementara di Lapangan Pemkab Lampung Barat digelar upaca peringatan HUT ke-32 Lampung Barat dihadiri Mukhlis Basri.
Pemkab juga menggelar tabur bunga di pemakaman massal korban gempa liwa 1994.
Tampak hadir dalam ziarah itu Pj Bupati Lampung Barat, Numkan; Ketua DPRD Lampung Barat, Edi Novial; Kapaolres Lampung Barat, AKBP Heri Sugeng Priyantho; Kajari Lampung Barat, Deddy Sutendy dan perwakilan forkopimda.
Gempa Liwa 94
Kabupaten Lampung Barat punya sejarah pilu. Pada 15 Februari 1994 silam kabupaten itu diguncang bencana gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR. Yang kemudian lebih dikenal dengan Gempa Liwa 94.
Tercatat, 207 meninggal dunia dan dimakamkan secara massal di pemakaman Liwa.
