Lampung Mulai Kemarau Bulan Mei, BMKG Prediksi Lebih Kering

- 7 Maret 2023, 11:41 WIB
Ilustrasi musim kemarau. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan dimulai pada April. /Unsplash/Czapp Botond
Ilustrasi musim kemarau. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan dimulai pada April. /Unsplash/Czapp Botond /

WAKTU LAMPUNG - Provinsi Lampung diprakirakan mengalami musim kemarau pada Mei 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar dapat mengantisipasi karena musim kemarau kali ini diprediksi lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

 

BMKG menyatakan, dari 699 zona musim di Indonesia, 17 persen wilayah akan mengalami musim kemarau pada April 2023 mendatang.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, awal musim kemarau akan terjadi lebih dulu di sebagian wilayah.

"Awal musim kemarau 2023 masuk tidak bersamaan," ujar Dwikorita sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa 7 Maret 2023.

Pada awal April 2023, sebagian wilayah diprediksi mulai mengalami musim kemarau di antaranya Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian wilayah Jawa Timur.

 

Sedangkan pada bulan Mei 2023, sebanyak 22,3 persen wilayah di Indonesia mulai kembali memasuki musim kemarau yakni Nusa Tenggara, sebagian daerah Bali, sebagian Jawa, Lampung, sebagian wilayah Sumatra Selatan, sebagian Sumatra Utara, dan sebagian selatan Papua.

"Musim kemarau di bulan Juni juga akan mulai terjadi di sebagian besar Sumatra, sebagian kecil Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, dan sebagian Papua," ujar Dwikorita.

Awal musim kemarau tahun ini juga akan ditandai dengan angin yang bertiup dari arah Benua Australia, dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali pada April 2023 mendatang.

 

"Lalu disusul terjadi di wilayah Jawa, kemudian terjadi berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2023," katanya.

Prakiraan musim kemarau ini berdasarkan hasil pemantauan BMKG yang melihat adanya fenomena La Nina menuju netral saat bulan Maret 2023.

Untuk itu, BMKG meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintah baik di daerah maupun institusi terkait agar bisa mengantisipasi berbagai dampak yang diakibatkan oleh musim kemarau tersebut.

"Jadi ini perlu diantisipasi dikhawatirkan akan mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis kebakaran hutan dan lahan serta kekurangan air bersih," ujarnya.

 

BMKG juga mengimbau pemerintah daerah agar bisa lebih optimal melakukan pemanenan air hujan, karena saat ini masih terjadi musim hujan.

"Mohon kita jadikan informasi prakiraan musim kemarau ini sebagai bentuk peringatan dini," katanya.***

Sumber : Pikiran Rakyat

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x