Laut Krui Pesisir Barat Kerap Makan Korban, Anggota DPRD: Ungent harus Ditanggulangi, Ini Langkahnya

28 Januari 2023, 13:43 WIB
C Wakil Ketua Komisi III, Aris Ikhwanda (Dang Mex) bersama Ketua DPRD Pesibar, Agus Cik. /Foto: Novan Erson/Waktu Lampung Online/Waktulampung.com

WAKTU LAMPUNG - Kondisi laut Krui Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang kerap memakan korban jiwa menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Aris Ikhwanda.

Seperti diketahui, kondisi laut di Pesisir Barat sering kali ada kejadian-kejadian baik di tengah laut maupun di pantai yang kerap kali menimbulkan korban, terakhir dua nelayan asal Kuala Stabas Kelurahan Pasarkrui Kecamatan Pesisir Tengah dikabarkan hilang saat melaut mencair ikan.

Kedua nelayan itu melaut menggunakan perahu sejak, Kamis, 26 Januari 2023, yang hingga kini belum ditemukan.

Aris Ikhwanda, Sabtu, 28 Januari 2023, mengatakan bahwa Pesisir Barat merupakan sebuah kabupaten yang diikuti oleh garis pantai yang membentang hingga sepanjang 210 KM serta memiliki wilayah perairan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Baca Juga: 2 Nelayan di Pesisir Barat Hilang di Laut 2 Hari

"Kita (Pesisir Barat, Red) memang sangat mengunggulkan tentang pariwisata pantai dan hasil laut yang cukup melimpang, karena memang kita memiliki wilayah perairan yang cukup luas," ucap pria yang beken dengan sapaan Dang Mex itu.

Menurut Dang Mex, berbicara ihwal dua potensi yang terkandung di Bumi Para Sai Batin dan Ulama tersebut, yaitu pariwisata pantai dan hasil laut yang melimpah, hampir selalu ada kejadian-kejadian pahit yang dialami masyarakat baik keluarga masyarakat nelayan asli kabupaten dengan akronim Pesibar maupun keluarga masyarakat dari luar Pesibar yang berwisata ke Pesibar.

"Nyaris selalu ada setiap tahunnya masyarakat kita yang menjadi korban keganasan laut Pesibar," lanjutnya

Baca Juga: DPUPR Ungkap Penyebab Proyek Selasar DPRD Pesisir Barat Molor

Dang Mex juga mengatakan jika pencegahan dari sektor pantai dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup baik, dengan adanya pos penjagaan yang standby di titik-titik yang ramai pengunjung.

"Namun yang masih menjadi persoalan yang sangat serius adalah masyarakat nelayan yang acapkali hanyut dan hilang saat mencari ikan ditengah lautan. Dimana upaya pencarian masih kurang maksimal hingga berakibat hilangnya nyawa nelayan yang hilang itu," kata sosok yang berperawakan besar tinggi tersebut.

"Permasalahan seringkali terjadinya nelayan kita yang hilang di tengah lautan saat ini benar-benar menjadi persoalan serius dan urgent untuk segera dilakukan penanganan bagaimana ke depannya," tegas Dang Mex.

Lebih lanjut Dang Mex menerangkan sampai saat ini belum adanya upaya dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perikanan (Diskan), maupun Dinas Perhubungan (Dishub) yang menyampaikan ke legislatif terkait perencanaan penanganan tentang permasalahan hilangnya nelayan saat ditengah lautan.

Baca Juga: Ini 5 Lokasi Surfing Berkelas di Pesisir Barat

"Permasalahan ini benar-benar mendesak dan urgent untuk segera ditanggulangi. Memang benar bahwa kejadian nelayan yang hilang sudah bagian dari takdir dan kehendak Allah SWT. Akan tetapi, kita sebagai pelayan masyarakat harus benar-benar maksimal dalam menangani ketika ada masyarakat nelayan yang hilang saat ditengah lautan," katanya lagi.

Karenanya, Dang Mex meminta agar pihak eksekutif melalui OPD terkaitnya segera menyusun perencanaan anggaran yang dikhususkan untuk penanganan ketika ada kejadian-kejadian masyarakat nelayan yang hilang di tengah lautan secara cepat tanpa harus menunda atau menunggu cuaca yang sangat tenang terlebih dulu.

"Mulai dari pengadaan alat deteksi cuaca, pengadaan perahu dan kapal dengan kualitas terbaik yang dibarengi dengan kapten kapal dan penyelam yang benar-benar sudah diakui keahliannya, hingga pengadaan alat-alat Global Positioning System (GPS) dan alat-alat pendukung lainnya," paparnya.

"Ini harus cepat dilakukan, kalau bisa sudah bisa dibahas saat pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan nanti," sambungnya.

Ia juga tak menampik untuk memenuhi kebutuhan pengadaan alat-alat dimaksud membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terlebih dengan kondisi ketersediaan APBD yang defisit, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan.

"Eksekutif dan Legislatif dengan kesepakatannya bisa untuk menunda terlebih dulu item-item pembangunan lainnya untuk memenuhi anggaran yang dibutuhkan dalam pengadaan alat-alat tersebut," jelasnya.

"Ini tentang pelayanan kita kepada masyarakat, apalagi menyangkut keselamatan nyawa seseorang. Sejauh ini kami sangat mengapresiasi tentang bagaimana respon Bupati Pesibar, Agus Istiqlal, terkait pelayanan kepada masyarakatnya. Karenanya kami sangat yakin bahwa Bupati Pesibar juga menyetujui pengadaan alat-alat dan penyediaan tenaga yang secara khusus untuk penanganan saat ada kejadian nelayan hilang bisa segera dilaksanakan di Tahun 2023 ini," ujar Dang Mex.*** (Novan Erson)

Editor: Merli Sentosa

Tags

Terkini

Terpopuler