Pemutaran Film Terpilih Fesbul 2023 di XXI Bandung Dipadati Penonton

- 6 Desember 2023, 23:41 WIB
Pemutaran Film Terpilih Fesbul 2023 di XXI Bandung Dipadati Penonton
Pemutaran Film Terpilih Fesbul 2023 di XXI Bandung Dipadati Penonton /Foto: ist/

WAKTU LAMPUNG - Sebagai wujud komitmen Festival Film Bulanan (Fesbul) yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam membuka akses, jaringan, serta distribusi bagi karya-karya anak bangsa ke pasar film nasional maupun internasional, Fesbul mengadakan Road to Awarding Night, yaitu pemutaran 20 Film Terpilih Fesbul 2023 yang merupakan nomine pada Malam Anugerah, di 10 titik bioskop XXI di seluruh Indonesia.

Sepuluh titik tersebut, yaitu di Jakarta, Yogyakarta, Jambi, Lombok, Padang, Makassar, Ambon, Bandung, Pontianak, dan Jayapura yang diputar pada tanggal 24 - 30 November 2023 lalu dalam rangka menuju Malam Anugerah Fesbul 2023 yang diadakan pada 9 Desember mendatang di Grand Ballroom Jakarta International Expo Convention Centre & Theater.

Dua Film Terpilih Lokus 2, yaitu ‘Romansa di Balik Pagar Akal’ karya Hura Haru Film dan ‘Penjara Segara’ karya Prodi Film & Televisi UPI diputar di Empire XXI Bandung Indah Plaza Studio 5 pada 30 November 2023. Pemutaran kedua film ini disambut dengan antusias oleh penonton.

Film ‘Romansa di Balik Pagar Akal’ bercerita tentang Surisniyati Mulyandari atau yang lebih dikenal sebagai Pia dan suaminya, Adul yang merupakan sepasang mantan pasien ODGJ yang dikatakan sembuh. Mereka menjalani kehidupan suami istri didalam sebuah panti rehabilitasi bernama Yayasan Galuh yang berada di Bekasi. Kini, mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik mengingat masih banyaknya stigma dan stereotip buruk masyarakat terhadap ODGJ.

Sementara ‘Penjara Segara’ bercerita tentang apa yang terjadi di balik pertunjukan lumba-lumba di Indonesia. Cerita ini di narasikan oleh Femke Den Haas. Ia bersama timnya di Dolphin Project & JAAN memiliki visi untuk memperjuangkan hak-hak satwa liar untuk hidup di alam bebas.

Salah satu penonton Mini mengutarakan pendapatnya, "Aku tersentuh, karena kedua film ini sangat membuka pemikiran aku bahwa ada hal atau sisi lain yang bisa kita lihat pada makhluk hidup, manusia dan hewan," ungkap Mini.

Senada dengan Mini, Avi penonton dari Jakarta juga mengatakan bahwa kedua film ini sangat menyentuh hati. "Menyentuh sekali, kita jadi tahu kehidupan saudara-saudara kita di yayasan rehabilitasi ODGJ itu seperti apa dan ternyata sama lho sama kita bisa berkeluarga juga. Untuk film kedua, juga sangat menyentuh ya, apalagi bagi pecinta satwa," ungkap Avi.

Melalui film ‘Romansa di Balik Pagar Akal’, sang sutradara yaitu Rifqi Asha Prawira ingin menyampaikan bahwa semua orang tetap bisa bahagia meski dengan keterbatasan. "Dari saya, melihat kisah Mbak Pia dan Mas Adul sebagai penyintas ODGJ yang menikah membuat saya teringat satu kalimat: bahagia diciptakan bukan dicari," kata Asha.

Sedangkan Rahadian Navanka Samhudi, sutradara ‘Penjara Segara’ menyampaikan apa yang terlihat bahagia di layar kaca, belum tentu sesuai dengan realita. "Ini film dokumenter konservasi lumba-lumba dan apa yang saya alami selama membuat film. Saya merasa, apa yang kita lihat di depan layar (sirkus/atraksi) belum tentu di belakang lumba-lumba merasa senang," ungkap Rahadian Navanka Samhudi yang kerap disapa Anka.

Halaman:

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x