Danau Ranau dan Gunung Seminung Lampung dan Sumsel Legenda Lokasi Pertarungan si Pahit Lidah dan si Mata Empat

- 30 Juni 2024, 11:13 WIB
Danau Ranau dan Gunung Seminung Lampung dan Sumsel Legenda Lokasi Pertarungan si Pahit Lidah dan si Mata Empat
Danau Ranau dan Gunung Seminung Lampung dan Sumsel Legenda Lokasi Pertarungan si Pahit Lidah dan si Mata Empat /Foto: kolase/Merli Sentosa/Waktu Lampung Online

WAKTU LAMPUNG - Danau Ranau dan Gunung Seminung terletak di perbatasan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan.

Danau Ranau dan Gunung Seminung juga menjadi legenda kokasi pertarungan si Pahit Lidah dan si Mata Empat.

Bahkan petilasan lokasi keduanya bertarung yang disebut makam ada hingga kini tak jauh dari tepi Danau Ranau di Pekon Suka Banjar, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat.

Si Pahit Lidah dan si Mata Empat

Si Pahit Lidah. Sebagian besar masyarakat di Lampung Barat, Provinsi Lampung dan sebagian masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan, cukup familiar dengan legenda satu ini.

Di Suka Banjar Lumbok Seminung itu makam si Pahit Lidah bersebelahan dengan makan si Empat Mata atau Mata Empat. Di lokasi makam itu ada juga petilasan keduanya.

Waktu Lampung Online sempat mengunjungi makam si pahit lidah dan si Empat Mata yang tak jauh dari tepi Danau Ranau itu.

Jika dari Kota Liwa, Balik Bukit, makam si Pahit Lidah dan si Empat itu sekitar berjarak 37Km. Bisa ditempuh dengan kendaraan toda empat (R4) atau roda dua sekitar satu jam perjalanan.

Jika dari Kota Bandar Lampung menuju Makam si Pahit Lidah, pengunjung harus menempuh jarak sekira 279Km sekira enam jam 40 menit perjalanan darat.

Selain memgunjungi makam si Pahit Lidah dan si Empat Mata pengunjung bisa berlibur atau berwisata di Danau Ranau.

Letak makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat itu tak jauh dari jalan raya. Hanya beberapa mata tangga dari jalan raya.

Makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat berada di dalam satu bangunan yang sudah dibangun berbentuk rumah dengan baja ringan mendominasi material bangunannya.

Jika hendak masuk ke makam, sebelah kiri disebut makam si Pahit Lidah dan sebelah kanan makam si Mata Empat.

Makam si Pahit Lidah tanda nisannya berupa batu besar yang permukaannya agak datar ditutupi kain berearna oranye. Sementara nisan si Mata Empat juga dari batu longjong dengan posisi tegak dibungkus kain putih.

Di permukaan batu petilasan si Pahit Lidah itu terdapat sebuah lubang sekira 5Cm dalamnya dan lebar sekira 10Cm.

Selain makam keduanya, ada juga makam dari hulubalang si Pahit Lidah. Baik petilasan maupun makam, semuanya ditutupi kain putih.

Legenda wafatnya si Pahit Lidah bermula saat bertemu dengan si Mata Empat konon di daerah Kelurahan Way Mengaku, Balik Bukit, Lampung Barat.

Si Mata Empat merupakan seorang pengembara dari India yang memiliki empat mata di kepalanya.

Letak keempat matanya, yakni dua di bagian depan kepala seperti mata manusia pada umumnya, sedangkan dua lainnya di bagian belakang kepalanya.

Mereka saling mengkalim yang paling sakti dan yang paling hebat.

Maka, untuk membuktikan siapa yang paling ungggul, si Pahit Lidah dan si Mata Empat menuju Pekon Suka Banjar untuk mengadu kesaktian.

Di lokasi makam si Pahit Lidah, konon terdapat sebatang pohon aren, atau masyarakat setempat biasa menyebutnya pohon enau atau anau yang digunakan kedua manusia sakti itu untuk mengadu ilmu.

Dikisahkan, si Mata Empat terlebih dahulu yang memanjat pohon enau tersebut. Tapi ia selamat. Karena mampu menghindar lantaran punya dua mata di bagian belakang kepalanya.

Giliran Si Pahit Lidah. dia harus mengalami nasib nahas. Setandan buah enau yang berada di pohon enau jatuh menimpa si Pahit Lidah.

Akibatnya, si Pahit Lidah harus meregang nyawa usai tertimpa setandan buah enau.

Si Mata Empat yang penasaran mengenai kesaktian si Pahit Lidah, turun dan memastikan kematian si Pahit Lidah.
Usai memastikan kematian si Pahit Lidah, dalam benak si Mata Empat bertanya-tanya terkait rasa lidah si Pahit Lidah.

Lantas, ia pun menyentuh lidah si Pahit Lidah dengan jari telunjuknya. Lalu, si Mata Empat menjilati jari telunjuknya.
Ternyata lidah si Pahit Lidah memang benar-benar pahit dan berujung kematian.

Keduanya dimakamkan secara berdekatan di Suka Banjar Lumbok Seminung.

Itulah kisah asal mula Makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat yang di peroleh dari Juru Kunci Makam Tahmid dan rekannya Buklomi.

Danau Ranau

Letak koordinat Danau Ranau adalah 4°51′45″S 103°55′50″E. Secara administrasi, Danau Ranau masuk bagian dua wilayah, Lampung Barat, Provinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Lumbok Semuning dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Luas wilayah yang masuk Kabupaten Lampung Barat sekitar 2 per tiga dari luas keseluruhan danau tektonik atau danau vulkanik itu.

Aliran sungai masuk, yakni Way (Sungai) Warkuk, di Kota Batu, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, OKU Selatan, Sumsel.

Sementara di Lumbok Seminung Lampung Barat, sungai masuk ke Danau Ranau ada beberapa sungai, seperti Way Sebukau, Klahong dan Way Upang.

Air yang keluar dari danau ini dinamai Sungai Slabung yang hulunya terletak di Kecamatan Banding Agung, OKU Selatan.

Sungai Slabung nanti akan bertemu dengan Sungai Saka menyatu dengan Sungai Komering di wilayah Muara Dua, OKU Selatan.

Area permukaan danau ranau sekitar 125,9 Km persegi dengan kedalaman rata-rata 174 M, maksimal 229 M. Velume air diperkirakan 21.95 Km dengan ketinggian permukaan mencapai 540 M.

Di tengah Danau Ranau ada Pulau Marisa. Biasanya menuju pulau ini menyeberang dengan menggunakan kapal motor dari Pantai Lama Kota Batu atau dari Pusri, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, OKU Selatan.

Ada juga pemandian Air Panas. Lokasinya masik masuk Desa Kota Batu, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan. Bisa via darat dan naik motor air.

Untuk wisata pantainya bisa dinikmati dari sekitar Pusri, Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, OKU Selatan. Yang terkenal Pantai Pelangi. Soal penginapan di sekitar pantai cukup mudah di dapat.

Di Lumbok Seminung, Lampung Barat, menuju Danau Ranau bisa dilalui via darat masuk dari Sukau. Berwisata ke Danau Ranau di Lumbok Seminung pengunjung bukan hanya sekadar menikmati pemandangan, pengungjung juga bisa menikmati kuliner masakan ikan Danau Ranau yang bisa dinikmati di sejumlah rumah makan di sepanjang pantai itu. Soal penginapan ada Hotel Lumbok, milik Pemkab Lampung Barat.

Gunung Seminung

Gunung Seminung adalah gunung aktif yang telah lama mati Stratovolcano. Titik koordinatnya, yakni 4.91206°S 103.96316°E.

Secara administratif, sama dengan Danau Ranau, Gunubg Seminung masuk dua wilayah, Kecamatan Lumbok Seminung dan Sukau Kabupaten Lampung Barat dan Warkuk Ranau Selatan Kabupaten Ogan Kemering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Ketinggian Gunung Seminung mencapai 1.863 M. Gunung ini menjadi salah satu lokasi favorit pecinta Hiking.***

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah