Kopi Geisha Rasa 'Nano Nano', Tak Peduli Harga Berapa!

- 15 Maret 2023, 10:38 WIB
Ilusttasi biji kopi./pixabay/waktulampung.com/
Ilusttasi biji kopi./pixabay/waktulampung.com/ /

Seperti juga kopi, Hindia Belanda membawa masuk ke Indonesia di sekitaran tahun 1696 berjenis Arabika. Lalu didatangkan lagi di sekitar tahun 1699 dengan jenis yang sama. Kopi inilah yang kemudian berkembang dengan nama _Java Coffee._
Tetapi kemudian diterpa hama daun karat yang disebabkan jamur _Hemileia vastatrux B et Br_ . Sebagian besar tanaman kopi Arabika mati.

Dari peristiwa inilah kemudian Belanda membawa masuk kopi Robusta yang lebih tahan terhadap bermacam hama di tahun 1900an. Benih didatangkan dari Kongo Belgia, sekarang Zeire. Mulailah ditanam pada September 1900 di Kebun Soember Agung, Dampit Malang. Dari sinilah Robusta Dampit terkenal.

Membentang

Arabika masih berkembang karena pemuliaan di Blawan Pasumah di kawasan Ijen Bondowoso, dan Jember keduanya di Jawa Timur. Tingginya.permintaan dunia menyebabkan Belanda mendatangkan lagi Arabika dari Ethiopia langsung pada 1928. Dulu masih bernama Abessynia.

 

Disusul kemudian, ketika Indonesia sudah merdeka didatangkan Arabika dari India tahun 1958. Pada tahun ini juga, dan ini agak aneh, didatangkan kopi dari Amerika Serikat.

Di tengah tingginya permintaan dunia, kembali Indonesia mendatangkan kopi bukan dari negeri asalnya. Tetapi dari Brazil dan Kolombia di tahun 1980 Bukan tanpa sebab. Kopi Arabika dari kedua negara ini berpohon rendah, sehingga tak sulit memanen.

Sejak didatangkan ke Indonesia kopi telah menjadi komoditi yang ditanam membentang dari Wamena- Papua di ujung timur, sampai Gayo-Aceh di barat.

Saking meratanya tanaman kopi di Indonesia, tak mengherankan manakala sebagian orang berpandangan kopi itu asli Indonesia.

Halaman:

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah