Ini 5 Puisi Romantis Karya Sastrawan Legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono

- 20 Maret 2023, 11:27 WIB
Sapardi Djoko Damono. Sastrawan Legendaris Indonesia yang ditampilkan dalam Google Doodle Hari Ini, Senin, 20 Maret 2023. /Instagram.com/@damonosapardi
Sapardi Djoko Damono. Sastrawan Legendaris Indonesia yang ditampilkan dalam Google Doodle Hari Ini, Senin, 20 Maret 2023. /Instagram.com/@damonosapardi /

WAKTU LAMPUNG - Sastrawan legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono (SDD) telah banyak menghasilkan karya. Sosoknya yang muncul dalam Google Doodle hari ini, Senin 20 Maret 2023.

 

Sapardi Djoko Damono lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta dan tutup  usia pada 19 Juli 2020 di Tangerang Selatan, pada usia 80 tahun. Pria yang kerap dipanggil SDD ini juga menjadi dosen sastra di Universitas Indonesia (UI), dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) semasa hidupnya.

Kini sosoknya telah tiada. Meski begitu, kita masih bisa menikmati karyanya baik puisi maupun prosa. Bahkan,  satu novelnya, Hujan Bulan Juni, menjadi inspirasi film berjudul serupa yang dirilis pada 2017 lalu yang disutradarai Hestu Saputra.

5 Puisi Romantis Sapardi Djoko Damono

Berikut 5 puisi romantis SDD, yang ulang tahuannya dirayakan Google Doodle hari ini, hanya untuk Anda:

 

Puisi 1

Sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintai-Mu harus menjelma aku

 

Puisi 2

Hujan bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

 

Puisi 3

Tentang Matahari

Matahari yang ada di atas kepalamu itu

Adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu

waktu kau kecil, adalah bola lampu

yang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat

yang teratur kauterima dari sebuah Alamat,

adalah jam weker yang berdering

saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan

yang dituding anak kecil itu sambil berkata:

"Ini matahari! Ini matahari!"

Matahari itu? Ia memang di atas sana

supaya selamanya kau menghela

bayang-bayangmu itu.

1971

 

Puisi 4

Dalam Doaku

Dalam doa subuhku ini kau menjelma langit yang

semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening

siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening

karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang di atas kepala,

dalam doaku kau menjelma pucuk pucuk cemara yang

hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya

mengajukan pertanyaan muskil kepada angin

yang mendesau entah dari mana

 

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung

gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,

yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu

bunga jambu, yang tiba tiba gelisah dan

 

terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang

turun sangat perlahan dari nun disana, bersijingkat

di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya

di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,

yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit

yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia

demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi

bagi kehidupanku

Aku mencintaimu,

itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan

keselamatanmu

 

Puisi 5

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

 

Demikian 5 puisi romantis Sapardi Djoko Damono yang bisa diketahui. Sosoknya yang ikut dirayakan kelahirannya oleh Google Doodle hari ini.***

Sumber : Pikiran Rakyat

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x