Ribuan Massa Gelar Aksi Bela Palestina di Monas Hari Ini, Ada Ketua DPR-Menag hingga Menlu

- 5 November 2023, 10:13 WIB
Massa aksi bela Palestina di Monumen Nasional (Monas) RI, Jakarta Pusat pada Minggu, 5 November 2023.
Massa aksi bela Palestina di Monumen Nasional (Monas) RI, Jakarta Pusat pada Minggu, 5 November 2023. /Pikiran Rakyat/Oktaviani /

WAKTU LAMPUNG - Aksi bela Pelestina digelar hari ini, Minggu, 5 November 2023. Ribuan massa kabarnya telah berkumpul sejak pukul 06.00 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Ribuan massa itu mengikuti aksi bela Pelestina bertajuk Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina.

Dilansir dari laman Antara, massa sebagian besar mengenakan pakaian warna putih dan juga baju berkambangkan Pelstina. Massa juga membawa bendera, syal, poster kecaman atas penjajahan Israel yang memakan korban sipil.

Sejumlah pejabat negara juga dikabarkan akan hadir di aksi yang rencannya digelar hingga pukul 10.00 WIB itu, seperti Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Luar (Menlu) Negeri Retno Marsudi.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 2 November 2023, menyebut aksi bela Pelestina mengundang lintas agama hingga ormas dan golongan.

"Aliansi Rakyat Indonesia yang terdiri dari lintas agama, lintas ormas, lintas golongan, diundang mengikuti aksi bela Palestina," kata Sudarnoto.

Perum Pemred PRMN Sebut Aksi Israel Bentuk Penjajahan dan Genosida

Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Pikiran Rakyat Media Network atau PRMN telah memgambil sikap atas tindakan Israel di Pelstina.

Perum pemred yang terdiri lebih atas 200 jaringan media itu menyebut aksi Israel di Palestina bentuk penjajahan dan bentuk pembunuhan yang mengarah pada penghancuran bangsa atau genosida.

Penjajahan Israel terhadap Palestina kian hari kian brutal. Terakhir, kamp pengungsi di Jabalia, tempat warga Palestina tinggal, diserang dalaemim dua hari berturut-turut, Selasa hingga Rabu, 31 Oktober 2023 hingga 1 November 2023.

Dalihnya, ada komandan Hamas di sana. Targetnya satu orang tetapi yang tewas hampir 200 orang dan korban luka hampir 800 orang.

Warga Palestina yang syahid hingga Jumat 3 November 2023 mencapai 9.061 orang. Dari jumlah itu, 40 persen korban tewas adalah anak-anak yaitu 3.195 orang.

Jumlah korban itu, menurut organisasi Save The Children, melampaui jumlah anak yang terbunuh di zona konflik dunia setiap tahunnya, sejak 2019. Korban sebanyak itu terbunuh hanya dalam tiga pekan, sejak pertempuran Israel-Hamas meletus. Jumlahnya kemungkinan bertambah karena ada 1.000 lebih anak-anak yang dilaporkan hilang di Gaza.

Gencatan senjata jangan lagi ditunda

Jumlah anak-anak yang tewas di Gaza korban keganasan Israel lebih tinggi dari jumlah korban anak yang tewas akibat perang di 20 negara, dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan tiga laporan tahunan terakhir dari Sekretaris Jenderal PBB tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata, ada 2.985 anak tewas di 24 negara pada 2022.

Pada 2021, jumlah anak yang tewas 2.515. Pada 2020, ada 2.674 anak-anak tewas dalam konflik bersenjata di 22 negara. Sementara pada 2019, ada 4.019 anak-anak terbunuh.

Direktur Save The Children, Jason Lee berkomentar, kekerasan selama tiga pekan telah memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan kehidupan mereka dengan sangat cepat.

Gencatan senjata adalah keharusan. Untuk itu, sudah saatnya komunitas internasional mendahulukan kepentingan masyarakat dibanding politik. Hentikan perdebatan tak berarti saat kian banyak anak-anak terbunuh dan terluka.

Mendukung perjuangan rakyat Palestina adalah keharusan

Berbagai kisah menyentuh korban kekejian Israel membanjiri internet. Tidak hanya saat ini tetapi sejak beberapa tahun lalu. Masih segar dalam ingatan kisah perawat bernama Razan al Najjar (21). Dia tewas ditembak tentara Israel saat memberi pertolongan pertama kepada demonstran di perbatasan Gaza, 1 Juni 2018.

Razan adalah sukarelawan palang merah yang berdedikasi menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka akibat kekejian penjajah Israel.

Tembakan di dada oleh penembak jitu membuat Razan tewas seketika. Rompi putih dengan lambang palang merah pun seketika menjadi merah dari darah Razan.

Kisah lain yang menyentuh adalah Mohammed al Durrah (12). Dia meninggal di pelukan ayahnya, Jamal, pada 30 September 2000. Durrah tertembak tentara Israel ketika sedang berlindung di persimpangan Netzarim, dekat kamp pengungsi Jabalia.

Video yang merekam detik-detik kematian Durrah menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina di bawah penjajahan Israel.

Tak lupa, Izz al Din al Sammak (13) yang gugur saat penjajah Israel melakukan serangan udara di Gaza, 10 Oktober 2023. Izz adalah difabel yang tidak bisa berbicara, berjalan, atau mendengar. Dia hanya bisa tersenyum dan menangis.

Izz meninggal bersama Randa (ibunya) dan Rawan (saudara perempuannya) di rumah mereka yang hancur dibom Israel. Foto-foto jenazah mereka yang dipeluk ayah dan saudara laki-laki mereka, menyebar di internet, menimbulkan kemarahan dan kesedihan.

Mereka adalah contoh kisah dari rakyat Palestina yang jadi korban kebiadaban Israel. Mereka adalah manusia-manusia yang punya harapan, mimpi, keluarga, dan hak-hak yang sama dengan kita. Mereka tidak pantas diperlakukan tidak adil, tidak manusiawi, dan tidak beradab. Mereka berhak mendapat kebebasan, kedamaian, dan keadilan.

Semasa manusia, kepedulian dan empati terhadap rakyat Palestina adalah kewajiban. Mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat adalah keharusan. Aksi-aksi brutal penjajah Israel yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia sudah sepatutnya dikecam.

Sikap Indonesia sudah sedemikian terang benderang. Dalam Sidang Majelis Umum PBB tentang Palestina, Kamis 26 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, Indonesia mengedepankan penghindaran pembunuhan warga sipil.

Indonesia juga meminta agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa gangguan. Setiap detik begitu berharga.

Pernyataan sikap Forum Pemimpin Redaksi PRMN

Menyikapi situasi di atas, Forum Pemred PRMN tidak bisa lagi bersikap netral. Forum Pemred PRMN perlu menyatakan keberpihakannya terhadap Palestina.

Sesuai kapasitasnya sebagai media massa, yang ada di garis depan penyebaran informasi, keberpihakan itu kami tampilkan dalam bentuk-bentuk di bawah ini

Penggunaan kata ‘penjajah’ yang disandingkan dengan kata ‘Israel’ dalam konten yang dipublikasikan.
Memakai istilah ‘genosida’ serta ‘pembantaian’ untuk apa yang terjadi di Palestina dalam konten yang dipublikasikan.
Menyampaikan berita situasi di Palestina yang berimbang dan menghindari narasi tunggal dari media-media dari negara pendukung penjajah Israel
Mendukung penuh langkah pemerintah Indonesia di tingkat internasional dalam memperjuangkan perdamaian dan bantuan kemanusiaan.

Desakan kepada penjajah Israel untuk menghentikan segala agresi dan kekerasan harus terus digaungkan. Segala doa dipanjatkan untuk mewujudkan solusi damai dan permanen. Inilah sikap kita, sebagai manusia yang beradab.

Dan Brown berkata dalam Inferno, “Tempat terlaknat di neraka telah disiapkan bagi mereka yang tetap bersikap netral ketika krisis moral melanda.”***

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah