Ini Isi SE Menag No 5/2022 yang Tercantum di Maklumat Pemkab-Kankemenag dan MUI Lampung Barat Jelang Ramadhan

- 10 Maret 2024, 14:01 WIB
Pemkab-Kankemenag dan MUI Lampung Barat Keluarkan Maklumat jelang Ramadan dan dibenarkan Kabag Kesra Novi Andri
Pemkab-Kankemenag dan MUI Lampung Barat Keluarkan Maklumat jelang Ramadan dan dibenarkan Kabag Kesra Novi Andri /Foto: dok ist/Merli Sentosa /Waktu Lampung Online

WAKTU LAMPUNG - Pemkab Lampung Barat, Provinsi Lampung bersama Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) dan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) setempat mengeluarkan surat maklumat bersama jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H tahun 2024.

Maklumat bersama itu ditandatangani Pj Bupati Lampung Barat, Nukman; Kepala Kankemenag Lampung Barat, Muhammad Yusuf; dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fairozi.

Maklumat bersama itu dibenarkan Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Lampung Barat, Novi Andri, saat dikonfirmasi Waktu Lampung Online, Jumat, 8 Maret 3024, sore.

Kabag Novi berharap maklumat itu diindahkan masyarakat Lampung Barat. Dikatakan, maklumat itu dimaksudkan menjaga keharmonisan dan kerukunaan antarumat beragama di kabupaten dengan penduduk 98 persen lebih beraga islam itu.

"Dan semoga umat Islam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan tenang dan khusyuk," kata dia.

Dalam isi maklumat No 1 huruf d tertulis: Penggunaan pengeras suara saat melaksanakan Sholat Tarawih, Witir, Tadarrus Al-Qur'an, Kultum atau kegiatan peribadatan lainnya merujuk pada Surat Edaran (SE) Menteri Agama (Menag) Nomor 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musholla dengan tujuan menjaga keharmonisan, ketenangan dan ketentraman masyarakat.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Pemkab-Kankemenag dan MUI Lampung Barat Keluarkan Maklumat, Ini Isi Lengkapnya

Lantas apa isi SE Menang Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musholla itu?

SE Menang Nomor 05 Tahun 2022 itu memuat ketentuan penggunaan pengeras suara di masjid dan musala: 

Berikut isi SE Menang Nomor 05 Tahun 2022

1. Umum 

a. Pengeras suara terdiri atas pengeras suara dalam dan luar. Pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan/diarahkan ke dalam ruangan masjid/musala. Sedangkan pengeras suara luar difungsikan/diarahkan ke luar ruangan masjid/musala. 

b. Penggunaan pengeras suara pada masjid/musala mempunyai tujuan:

1) mengingatkan kepada masyarakat melalui pengajian Al-Qur’an, selawat atas Nabi, dan suara azan sebagai tanda masuknya waktu salat fardu

2) menyampaikan suara muazin kepada jemaah ketika azan, suara imam kepada makmum ketika salat berjemaah, atau suara khatib dan penceramah kepada jemaah

3) menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid/musala

2. Pemasangan dan Penggunaan Pengeras Suara

a. pemasangan pengeras suara dipisahkan antara pengeras suara yang difungsikan ke luar dengan pengeras suara yang difungsikan ke dalam masjid/musala

b. untuk mendapatkan hasil suara yang optimal, hendaknya dilakukan pengaturan akustik yang baik

c. volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 desibel (dB)

d. dalam hal penggunaan pengeras suara dengan pemutaran rekaman, hendaknya memperhatikan kualitas rekaman, waktu, dan bacaan akhir ayat, selawat/tarhim

3. Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara 

a. Waktu Shalat

1) Subuh
a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit

b) pelaksanaan Salat Subuh, zikir, doa, dan kuliah Subuh menggunakan Pengeras Suara Dalam.

2) Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama lima menit

b) sesudah azan dikumandangkan, yang digunakan Pengeras Suara Dalam

3) Jumat

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit

b) penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum’at, Salat, zikir, dan doa, menggunakan pengeras suara dalam

b. Pengumandangan azan menggunakan pengeras suara luar

c. Kegiatan syiar Ramadan, gema takbir Idul Fitri, Idul Adha, dan upacara hari besar islam

1) penggunaan pengeras suara di Bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan pengeras suara dalam

2) takbir pada tanggal 1 Syawal/10 Zulhijjah di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan pengeras suara dalam

3) pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar

4) takbir Idul Adha di hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Zulhijjah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan Salat Rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan pengeras suara dalam

5) Upacara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) atau pengajian menggunakan pengeras suara dalam, kecuali apabila pengunjung tabligh melimpah ke luar arena masjid/musala dapat menggunakan pengeras suara luar

4. Suara yang dipancarkan melalui pengeras suara perlu diperhatikan kualitas dan kelayakannya, suara yang disiarkan memenuhi persyaratan: 

a. bagus atau tidak sumbang
b. pelafazan secara baik dan benar

5. Pembinaan dan Pengawasan 

a. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan SE ini menjadi tanggung jawab Kementerian Agama secara berjenjang.

b. Kementerian Agama dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan Islam dalam pembinaan dan pengawasan.

Demikianlah isi SE Menang Nomor 05 Tahun 2022 yang tercantum dalam maklumat bersama Pemkab Lampung Barat, Kankemenag dan MUI Lampung Barat pada No 1 huruf d.***

Editor: Merli Sentosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah