Pasar dan Toko di Lampung Alami Penurunan Transaksi, Tergerus Penjualan Online

- 17 September 2023, 22:33 WIB
Toko kosmetik di Pasar Bambu Kuning, Kota Bandar Lampung.
Toko kosmetik di Pasar Bambu Kuning, Kota Bandar Lampung. /

WAKTULAMPUNG.COM - Pedagang toko di Provinsi Lampung semakin terjepit oleh platform e-commerce yang menyediakan jual-beli produk secara online. Belum lagi beragam tawaran diskon harga yang memanfatkan media sosial, macam TikTok, Instagram, Facebook, dan lainnya.

Umi, pedagang di Pasar Bambu Kuning, yang sejak lama berjualan di pasar tersebut mengaku penjualannya hampir setiap hari mengalami penurunan pembeli karena tergerus oleh penjualan online. Pedagang pakaian di Lantai 1 nomor 173 ini mengatakan bahwa perkembangan pesat digitalisasi, sekarang membuat mereka semakin sepi pembeli.

’’Sekarang sepi-sepinya pembeli, karena sudah banyak orang-orang yang menjual di akun-akun media sosial,” ujar Umi, yang sudah berjualan sejak menyelesaikan SMA pada tahun 1990.

Umi melanjutkan, Pasar Bambu Kuning adalah tempat pusat belanja untuk barang pakaian, aksesoris, hingga kosmetik. Banyak pedagang yang sudah mengeluhkan penurunan minat pembeli terhadap barang dagangan mereka.

’’Banyak pedagang online yang merusak harga pasar, mereka menjual dengan harga yang jauh lebih murah secara online. Namun, juga ada pedagang yang menipu dengan hanya menampilkan foto produk dengan harga murah, sehingga seperti membeli kucing dalam karung,’’ tuturnya.

Hal serupa juga dialami oleh Fitri, eorang pedagang kosmetik. Ia mengatakan bahwa penjualan produk kecantikan di media sosial adalah salah satu bentuk upaya pemasaran melalui online.

’’Tidak menutup kemungkinan membeli langsung di toko dapat menjadi alternatif yang lebih baik dan jelas bagi konsumen,’’ ucapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung Elvira Umihanni membenarkan kenyataan tersebut. Menurutnya, situasi serupa sedang terjadi di seluruh daerah, sejalan dengan perkembangan digital yang terus berkembang.

’’Perdagangan fisik atau manual mulai merosot seiring dengan maraknya digitalisasi,’’ kata Elvira, Minggu, 17 September 2023.

Elvira mengungkapkan, pedagang harus beradaptasi dengan tren ini. Beralih ke perdagangan online melalui marketplace atau media sosial adalah langkah yang harus diambil.

’’Jika tidak ada inovasi dan pengembangan, maka pedagang tradisional bisa tertinggal,’’ ucap Elvira.

Karena itu, kata Elvira, Disperindag Provinsi Lampung telah meluncurkan program Bimtek Digital Marketing. Program ini sebagai upaya untuk mendukung pedagang lokal dalam bertransisi ke perdagangan online. Mereka juga berencana untuk memperluas program-program serupa di masa mendatang.

’’Gallery Sikam, yang telah dikembangkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, menjadi wadah bagi industri kecil menengah di Lampung untuk mempromosikan produk-produk mereka,’’ katanya menambahkan.

Elvira melanjutkan, perubahan dalam perilaku konsumen yang semakin banyak berbelanja online dan pengaruh besar platform seperti TikTok serta media sosial lainnya.

’’Ini merupakan langkah untuk mendorong pedagang tradisional supaya berinovasi agar tetap bersaing dalam era digital yang terus berkembang,’’ ujar Elvira.***

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah