“Meninggalnya almarhum karena terdapat banyaknya cairan pada bagian tubuh yang menutup pernafasan dan jantung sehingga terhenti pernafasan,” katanya seraya menyebut keluarga ES menolak jasad wanita itu autopsi.
Diketahui, sesosok mayat berjenis kelamin perempuan itu kali pertama ditemukan Eko, pegawal PLTA Way Besai. Saat itu Eko melihat ada sesuatu yang mengapung di bendungan tersebut.
“Saksi Eko mengira jasad tersebut merupakan bangkai hewan, lalu meminta bantuan rekannya untuk membantu mengangkat,” kata dia.
Nemun saat dipastikan dari dekat, Eko dan rwkannya terkejut. Itu karena yang ditemukan merupakan jasad perempuan yang sudah mengeluarkan aroma tak sedap.
Lantas keduanya langsung melaporkan ke Polsek Sumber Jaya agar dilakukan evakuasi jenazah secepatnya.
“Kami langsung berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Sumber Jaya untuk melakukan evakuasi terhadap jasad tersebut,” kata dia.
“Setelah berhasil melakukan evakuasi, jasad itu langsung dibawa ke Puskesmas Sumber Jaya untuk dilakukan pemeriksaan medis sementara,” tambahnya.
Diketahui Pelajar ES
Menurut Mahmudi, setelah penemuan jasad wanita itu di PLTA Way Besai ada seorang warga yang melihat ciri-ciri jenazah dan mengetahui bahwa jenazah tersebut adalah keluarganya.
Saat itu warga tersebut langsung melapor ke kedua orang tua korban dan kerabat lainnya terkait penemuan jasad tersebut.