“Anak pertama gajinya Rp30 juta perbulan di Korea. Yang dua di Taiwan, masing-masing (bergaji) Rp15 juta. Jadi ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan,” kata dia sembari menunjukkan rekening korannya.
Bahkan dari total catatan, uang direkening yang tercatat sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam. Mulai dari sawah, motor, mobi, kebun, rumah, hingga rehab rumah. “Bukan untuk foya foya,” kata dia terisak.
Menantunya juga menceritakan bahwa Mustopa itu tidak bisa mengoperasikan komputer. Makanya Fauziah sedikit heran kok bisa ada ketikan surat. Namun dia menduga mungkin mengetik di rental komputer.
“Soal menembak tidak tahu belajar di mana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP android saja baru baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujar Fauziah menyakini.
Menurut Fauziah, semua data yang ada dan keterangannya juga sudah disampaikan kepada Tim Polda Metro Jaya yang datang ke rumah mereka. Termasuk kepergiannya ke Jakarta.
“Kami mendukung proses penyelidikan polisi. Data data dan keterangan yang dibutuhkan kami berikan. Kami juga terimaksih didatangi Tim Polda Metro Jaya. Keluarga juga terbuka semua,” kata dia.