Peduli Ginjal, Kenali 10 Ciri Umum dan Pencegahannya

- 10 Maret 2023, 03:55 WIB
Hand drawn vector created by freepik - www.freepik.com
Hand drawn vector created by freepik - www.freepik.com /

WAKTU LAMPUNG - Hari ini, 10 Maret diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia. Masyarakat perlu mewaspadai penyakit tersebut dengan melakukan pencegahan sedini mungkin dan mengenali ciri-ciri dari penyakit ginjal berikut pencegahannya.

 

Terlebih Waktulampung.com menemukan fakta mengejutkan dari laman kemkes.go.id. Penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu per tahun.

Selain itu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penderita penyakit ginjal sebesar 0,38 persen dari 252.124.458 jiwa penduduk Indonesia. Artinya, terdapat 713.783 jiwa yang menderita gagal ginjal kronis di Indonesia.

Agar diketahui, ginjal berfungsi untuk membuang sisa metabolisme dalam tubuh. Semua proses dalam tubuh akan dibuang melalui hati dan ginjal, pembuangan dari ginjal disalurkan melalui urine. Sedangkan pembuangan dari hati itu melalui anus.

 

Fungsi ginjal selain memproduksi urine adalah sebagai keseimbangan cairan. Misal saat suhu udara dingin, maka tubuh akan lebih sering buang air kecil. Tapi kalau suhu udara panas tubuh akan merasa kekurangan cairan.

 

Ciri-ciri Umum Penyakit Ginjal

Menurut National Kidney Foundation, ada sejumlah ciri-ciri fisik penyakit ginjal yang cenderung muncul, antara lain;

  1. Kelelahan
  2. Gangguan tidur
  3. Kulit kering dan gatal
  4. Sering buang air kecil
  5. Kencing darah
  6. Kencing berbuih
  7. Pembengkakan di area wajah dan kaki
  8. Kesulitan bernafas
  9. Penurunan nafsu makan
  10. Kram otot.

 

Ciri-ciri Ginjal Kronis

Ciri-ciri ginjal kronis dapat ditandai; 

  1. Perubahan warna dan cairan urine (lebih keruh, kexoklatan, bahkan mengeluarkan darah)
  2. Urine mengeluarkan buih-buih atau busa
  3. pembengkakan (wajah, kaki, tangan)
  4. Kelelahan
  5. Kesulitan bernafas
  6. Merasa mual dan muntah
  7. Rasa metalik di mulut
  8. Kedinginan
  9. Pusing
  10. Kesulitan konsentrasi

 

Faktor Risiko (FR)

Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, misalnya;

  • Infeksi
  • Tumor
  • Kelainan bawaan
  • Penyakit metabolik atau degeneratif.

 

Penyakit ginjal kronis (PGK), biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun. Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. 

PGK didefinisikan sebagai kelainam pada urine atau darah atau kelainam morfologi yang berlamgsung lebih dari 3 bulan, disertai dengan bila ditemukan satu atau lebih tanda sebagai berikut;

 

  • Albumin urin AER ≥ 30 mg/24 jam , ACR≥ 30 mg/g/ ≥ 3 mg/mmo
  • Terdapat sedimen urine yang abnormal
  • Elektrolit abnormal
  • Hasil Patologi anatomi abnormal
  • Hasil MRI abnormal
  • Riwayat transplantasi ginjal
  • Penurunan LFG : < 60 ml/mnt/ 173m2

 

Faktor risiko ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi (dapat diubah) dan yang tidak dapat dimodifikasi.

 

FR yang dapat dimodifikasi:

  • Diabetes (tipe2)
  • Hipertensi
  • Konsumsi Obat
  • Pereda Nyeri
  • Napza
  • Radang Ginjal

FR tidak dapat dimodifikasi:

  • Riwayat Keluarga
  • Penyakit Ginjal
  • Kelahiran Prematur
  • Usia
  • Trauma /Kecelakaan
  • Jenis penyakit tertentu (Lupus, Anemia, Kanker, AIDS, Hepatitis C dan Gagal Jantung Berat)

 

Penyakit Ginjal yang Umum Dialami

Penyakit ginjal yang umum dialami adalah;

  1. Batu Ginjal
  2. Infeksi Ginjal
  3. Radang Ginjal
  4. Ginjal karena diabetes
  5. Ginjal karena hipertensi
  6. Ginjal karena lupus
  7. Ginjal karena polikistik.

Gejala

 

Pada penyakit ginjal akut, gejala pada pasien terlihat berat sekali tapi bisa sembuh sempurna. Sedangkan penyakit ginjal kronik itu pasien tidak merasakan apapun, tidak ada gejala, tapi ketika sudah berat akhirnya harus cuci darah dan tidak bisa disembuhkan kembali.

Pencegahan

Perlu dilakukan pencegahan dengan deteksi sedini mungkin terhadap penderita penyakit ginjal. Pencegahan idealnya dilakukan dari fase normal, yakni menskrining orang-orang yang tidak sakit untuk mengetahui apakah ada faktor risiko terjadinya penyakit ginjal atau tidak.

Kalau sudah ditemukan adanya faktor risiko, maka langkah selanjutnya harus menurunkan faktor risiko tersebut. Skrining juga dilakukan terhadap pasien-pasien yang sedang mengalami penyakit ginjal.

 

Kalau sudah terjadi kerusakan, harus melakukan pengobatan. Baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya maupun mengobati komorbid yang ada.

Apabila sudah terjadi gagal ginjal, maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.***

 

Editor: Nizwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah