Fatmawati, Coffee Cupping Louis Dreyfus Company: Dari Penikmat Kopi Menjadi Profesional Tasting Coffee

4 Agustus 2023, 18:04 WIB
Fatmawari, ahli coffee cupping atau coffee tasting Louis Dreyfus Company./foto nizwar /

WAKTU LAMPUNGLouis Dreyfus Company (LDC) punya ahli coffee cupping atau  coffee tasting. Dia adalah Fatmawati. Dia hampir 20 tahun menjadi profesional terlatih untuk mengetahui standar aroma dan rasa atau karakteristik kopi sesuai keinginan buyer green bean kopi Robusta.

 

Sebenarnya, Fatmawati adalah lulusan Diploma Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer di Provinsi Lampung. Sekarang sekolah tinggi tersebut sudah tidak beroperasional lagi. 

Paska lulus, Fatmawati mencoba melamar pekerjaan di ECOM Agroindustrial di kawasan Panjang, Kota Bandar Lampung. Di luar dugaan, dia diterima bekerja di perusahaan perdagangan dan pengolahan komoditas global, terutama kopi. Dia mengawali sebagai staf pada perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut. 

Bosnya kala itu adalah pria asal Prancis. Sang bos ternyata sangat humble dan mendorong Fatmawati untuk mencicipi kopi. Lama-kelamaan, dia malah tanpa disadari diarahkan untuk mendapatkan pelatihan khusus. 

Sekitar tahun 2003-2004, Fatmawati mengikuti pendidikan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, Provinsi Jawa Timur. Setelahnya, sekitar 2016, dia mengikuti pelatihan lagi di 5758 coffeelab di Bandung, Provinsi Jawa Barat. 

Namun, ECOM menutup kantor cabang investasinya di Provinsi Lampung. Dan Fatmawati hijrah ke Louis Dreyfus Company (LDC), juga perusahaan global pemroses berbagai produk pertanian dan perdagangan, yang bermarkas besar di Rotterdam, Belanda.

Terlebih LDC bersemangat dalam menciptakan nilai yang adil dan berkelanjutan. Baik untuk perusahaan maupun untuk semua para pemangku kepentingan rantai nilai: karyawan, mitra, komunitas yang berinteraksi dengan LDC dan lingkungan sekitar. 

"Coffee cupping bisa dilakukan oleh siapapun, untuk non komersial. Seperti saya dulu, karena saya juga awalnya hanya senang dan suka mencicipi kopi," ucap Fatmawati mengawali cerita kepada wartawan media ini saat mengunjungi ruangan khusus tastingnya di pabrik LDC Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandar Lampung. 

Fatmawati menerangkan bahwa proses tasting melalui hidung dan mulut. Sebelum tasting, ditimbang green bean (kopi berwarna hijau). Dia lantas menunjukkan beberapa sampel biji kopi. Masing-masing Raw Coffee (kopi asalan), Dried Raw Coffee (kopi asalan kering), Extra Large Bean (ELB).

Bagian pertama adalah di dalam lidah. Hal ini untuk merasakan karakteristik dasar dari kopi. Mulai karakter asam, manis, pahit, asin. Terpenting adalah bisa memahami rasa intinya. 

 

"Kita memulai dengan mengendus lalu menyeruput dengan kuat. Menyeruput ini seperti menyedot air dari sendok tasting hingga cairan kopi menyentuh langit-langit mulut  Jangan ditelan ya, karena ini taster," ujarnya saat wartawan media ini mencoba apa yang dijabarkan Fatmawati. 

Setiap mencicip, kata Fatmawati, cupper berupaya mencari berbagai varian rasa yang lain. "Nah, kami memiliki masing-masing tujuh varian untuk kopi asalan, kopi asalan kering, dan extra large bean," ujarnya.

"Varian-varian ini juga menyesuaikan dengan pemesanan yang diinginkan oleh pembeli," ujar Head of Robusta Origination and Responsible Sourcing Managaer LDC Melissa Florence Mustopo menimpali. 

 

Adapun buyer LDC, kata Melissa, selain Asia, juga Amerika, Eropa dan Afrika. "Asia ada Malaysia, Filipina, Thailand, Cina," katanya.***

 

Editor: Nizwar

Tags

Terkini

Terpopuler