Transaksi Janggal Hingga Rp800 Juta ke Rekening Pelaku Penembakan MUI Ternyata dari 3 Anaknya di Luar Negeri

5 Mei 2023, 06:44 WIB
Fauziah, istri dari Hediansyah, putra pertama Mustopa memberikan klarifikasi soal transaksi mencurigakan kepada Tim Polda Metro Jaya di Mapolda Lampung. /

WAKTU LAMPUNG - Temuan transaksi mencurigakan pada rekening Mustopa NR (60), pelaku penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Menteng, Jakarta, terjawab. Ternyata, aliran dana yang mencapai hingga Rp800 juta sejak tahun 2021 itu berasal dari tiga anaknya yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. 

 

Hal tersebut dijelaskan Fauziah istri dari Hediansyah, putra pertama warga Way Khilau, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung itu. Klarifikasi menyusul hasil temuan transaksi janggal oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Benar memang ada transaksi ratusan juta. Jika ditotal ada mencapai Rp800 juta. Uang itu dikirim anak-anaknya, tiga orang. Satu di Korea, dua lainnya di Taiwan, semua di luar Negeri,” kata Fauziah, Rabu 4 Mei 2023.

 

Fuziah menjelaskan uang itu dikirim melaui dirinya. S setelah terkumpul kemudian ditransfer ke rekening Mustopa, untuk membeli lahan, sawah, rumah, hingga kendaraan.

 

“Anak pertama gajinya Rp30 juta perbulan di Korea. Yang dua di Taiwan, masing-masing (bergaji) Rp15 juta. Jadi ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan,” kata dia sembari menunjukkan rekening korannya.

Bahkan dari total catatan, uang direkening yang tercatat sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam. Mulai dari sawah, motor, mobi, kebun, rumah, hingga rehab rumah. “Bukan untuk foya foya,” kata dia terisak.

Menantunya juga menceritakan bahwa Mustopa itu tidak bisa mengoperasikan komputer. Makanya Fauziah sedikit heran kok bisa ada ketikan surat. Namun dia menduga mungkin mengetik di rental komputer.

 

“Soal menembak tidak tahu belajar di mana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP android saja baru baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujar Fauziah menyakini.

Menurut Fauziah, semua data yang ada dan keterangannya juga sudah disampaikan kepada Tim Polda Metro Jaya yang datang ke rumah mereka. Termasuk kepergiannya ke Jakarta.

“Kami mendukung proses penyelidikan polisi. Data data dan keterangan yang dibutuhkan kami berikan. Kami juga terimaksih didatangi Tim Polda Metro Jaya. Keluarga juga terbuka semua,” kata dia.

 

Terkait kepergian ke Jakarat, Mustopa hanya pamit kepada ibu mertuanya, dan hanya menyatakan pamit akan ke Jakarta, dan mohon doakan saja.

“Kami berharap mertua kami ini dimaafkan jika punya salah. Kami berharap jenazahnya bisa cepat dikirim ke rumah, karena ingin dimakamkan secara layak. Maafkan jika dia salah, dia bukan teroris. Sekali lagi uang itu dari anak-anaknya, dan sudah tidak ada sudah digukana untuk membeli kebun dan lain lain,” kata dia lagi.

Sementara Tim Ditkrimum Polda Metro Jaya dipimpin Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panji Yoga didampingi Kanit 2 Kompol Eko Barmula bersama tim Ditreskrimum Polda Lampung masih mengembangkan asal senjata yang digunakan. Polisi meminta keterangan pembuatan kartu kepemilikan senjata tersebut.***

Editor: Nizwar

Tags

Terkini

Terpopuler