WAKTU LAMPUNG - Polda Lampung hingga kini masih mempelajari laporan terhadap TikToker Bima Yudho. Pemilik akun @awbimaxreborn itu dilaporkan Ghinda Ansori.
"Ya, laporannya ada, sedang kami pelajari," ucap Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika.
Meski demikian, Helmy mengatakan kepolisian pada saat ini masih fokus untuk mengurusi momen mudik Lebaran 2023 terlebih dulu.
"Sedang didalami, tapi kami sedang fokus melakukan urusan mudik Lebaran karena ini lebih penting, menurut saya, daripada (laporan soal pengkritik Pemprov Lampung) itu," tuturnya.
Sementara iti, Gindha mengatakab bahwa laporan tersebut dibuatnya terkait dengan kata-kata 'provinsi satu ini dajal' yang diucapkan oleh Awbimax dalam video tersebut.
Ia pun menegaskan bahwa laporan dibuatnya bukan atas permintaan dari Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, melainkan inisiatif sendiri.
"Yang saya laporkan bukan soal kritiknya pada pemerintah (Provinsi Lampung), tapi kata-kata 'provinsi satu ini dajal', itu saja sih sebenarnya yang menjadi keberatan," ujarnya.
"Tak ada suruh gubernur, saya langsung yang laporkan. Kan kalau disuruh gubernur, kenapa Bima saja yang dilaporkan? Kan banyak konten lain, termasuk content creator dan media online lainnya yang mengkritisi, tapi tidak saya laporkan. Dan kenapa Bima? Karena dia ada bahasa itu. Ini dari saya pribadi, dari putra daerah Lampung yang merasa daerahnya direndahkan dengan sebutan dajal oleh Bima," katanya.
Pendapat Bima dalam videonya
Bima Yudho tengah viral diperbincangkan oleh masyarakat. Hal tersebut terjadi usai Bima mengutarakan pendapatnya mengenai alasan Lampung tak maju-maju.
“Buat yang baru ngelihat video ini di fyp-kalian, kenalin nama gue Bima, gue berasal dari provinsi yang satu ini ‘dajjal’, dan gue sekarang lagi menjalani proses study gue di Australia,” katanya dalam video di TikTok @awbimaxreborn.
Bima pun menguraikan satu per satu faktor yang menurutnya membuat Lampung tak maju-maju. Salah satunya soal infrastruktur, terlebih kondisi jalanan.
“Dan juga jalan-jalan di Lampung ya…jalan-jalan di Lampung tuh kayak 1 km bagus, 1 km rusak, terus jalan ditempel-tempel doang, ini apa sih, ini pemerintah main ular tangga atau apa,” ucapnya.
Tak hanya itu. Bima juga menyebutkan sejumlah alasan lainnya, di antaranya soal dunia pendidikan yang ia klaim banyak terjadi kecurangan, tata kelola di daerah Lampung yang menurutnya lemah, adanya praktik suap hingga ketergantungan pada sektor pertanian.***
Sumber : Pikiran Rakyat