3 Provinsi KLB Polio, Lampung Masih Aman

8 April 2023, 18:45 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes. /

WAKTU LAMPUNG - Tiga provinsi di Indonesia  menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Yakni, Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa Barat. Sementara Provinai Lampung masing aman.

 

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung DR. dr. H. Reihana, M.Kes., memastikan pihaknya telah mengajukan alokasi Vaksin Polio untuk 15 kabupaten/kota. Total alokasi tahun 2023 yaitu,i Vaksin Polio bOPV (tetes) sebanyak 113.730, dan Vaksin Polio IPV (injeksi) 40.822. 

"Target sasaran Vaksin Polio Provinsi Lampung 2023 sebanyak 143.659 jiwa," tutur Bunda Reihana -- sapaan akrab Kepala Dinkes Lampung -- kepada Waktulampung.com, Sabtu, 8 April 2023.

Kebutuhan Vaksi Polio Provinsi Lampung Tahun 2023.

Reihana menjelaskan bahwa Vaksin Polio sudah diberikan kepada bayi sejak tahun 1972 silam. Dan sebenarnya, Indonesia dinyatakan bebas polio pada tahun 2014. Indonesia bahkan mendapatkan sertifikat Bebas Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia/World Helath Organization (WHO) pada tahun 2014.

Menurut Reihana, pemberian Vaksin Polio kepada bayi dapat dilakukan dengan empat tahapan. Pertama, Usia 1 bulan dengan pemberian imunisasi OPV1 (Diteteskan). Kedua, Usia 2 bulan dengan pemberian imunisasi OPV2 (Diteteskan). Ketiga, Usia 3 bulan dengan pemberian imunisasi OPV3 (Diteteskan). Keempat, Usia 4 Bulan dengan pemberian imunisasi IPV1 (Disuntikan).

Sasaran Vaksi Polio Provinsi Lampung Tahun 2023.

Lebih lanjut Reihana menjelaskan pentingnya Vaksin Polio. Bahwa Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus bernama polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kecacatan atau kelumpuhan.

"Tapi jika terjadi komplikasi berat karena tidak ditangani segera, maka akan terjadi kematian jika kelumpuhan mengenai saraf pernafasan," katanya.

 

Karena itu, Reihana menyebutkan bahwa bayi atau anak yang telah mendapatkan Vaksin polio secara
lengkap akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit Polio. 

"Vaksin Polio yang diberikan pada bayi akan mencegah terjadinya penyakig Polio," ujarnya.

Reihana berharap Vaksin Polio diberikan sesuai jadwal pada bayi yaitu diberikan pada usia 1, 2, 3, 4 bulan. Apabila  bayi sakit pada saat jadwal imunisasi Polio agar setelah sehat segera datang ke fasilitas pelayanan Kesehatan atau Posyandu untuk segera diberikan Polio.

 

"Peran aktif kader diperlukan dalam mencari bayi atau anak dan mengingatkan pada ibu bayi untuk tetap melengkapi imunisasi Polio dan imunisasi rutin lainnya. Saya juga mengimbau masyarakat agar berprilaku hidup bersih dan sehatnya khususnya tidak buang air besar sembarangan termasuk pembuangan
pampers bayi tidak sembarangan," ucapnya.

 

KLB Pilio 3 Provinsi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membutuhkan alokasi 15 juta dosis Vaksin nOPV2 untuk penanganan outbreak di Aceh, Sumatra Utara, dan Jawa Barat.

 

Menanggapi itu, Bio Farma mendiatribusikan Vaksin nOPV2 secara bertahap dengan berkoordinasi bersama Kemenkes.

United Nations Children's Fund (UNICEF) juga telah menyediakan sekira 10 juta dosis Vaksin nOPV2 produksi Bio Farma untuk pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) guna mencegah penambahan kasus polio di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Rifa Herdian memastikan mengutamakan pemenuhan kebutuhan vaksin polio dalam negeri.

 

"Bio Farma selaku produsen vaksin, telah mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara dan memenuhi 70 persen kebutuhan vaksin polio di dunia,” ujar Rifa pada Selasa, 4 April 2023.

Kata dia, Bio Farma memiliki kapasitas produksi Vaksin nOPV2 lebih dari 500 juta dosis per tahun. Saat ini sedang berjalan instalasi FIlling line 2 untuk menambah kapasitas nOPV2.

"Kami mengekspor Vaksin nOPV2  sebanyak 300–400 juta dosis per tahun. Namun, sebagai BUMN Farmasi, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung program pemerintah," ucapnya.

Pihaknya akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan Vaksin nOPV2 untuk masyarakat Indonesia, terutama yang terdampak KLB.

 

Secara uji klinis, nOPV2 memberikan perlindungan yang sama terhadap virus polio tipe 2, dengan keunggulan lebih stabil secara genetik, dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk kembali terjadinya cVDPV atau Circulating Vaccine Derived Poliovirus yakni munculnya kembali kasus polio dari mutasi virus dalam vaksin.***

Editor: Nizwar

Tags

Terkini

Terpopuler