Kenali Stunting dan 4 Tips Pencegahannya

2 Maret 2023, 15:03 WIB
Pencegahan stunting.dok kemenkes /

WAKTU LAMPUNG - Bertepatan di Hari Gizi Nasional ke-63 pada 25 Januari 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

 

Prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen. di 2022. Khusus Provinsi Lampung turun 15,8 persen dari tahun sebelumnya masih berada diangka 18,8 persen.

 

Dampak Stunting di Indonesia

Melansir laman yankes.kemenkes.go.id, ada dua dampak stunting di Indonesia, yaitu;

1. Dampak Kesehatan

  • Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motoric.
  • Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).

2. Dampak Ekonomi

Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 persen gross domestic product (GDP).

 

 

Apa itu Stunting?

Menurut World Health Organization (2015), bandan PBB, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Gangguan ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Selanjutnya, menurut WHO (2020), stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang atau kronis yang terjadi dalam 1.000 HPK (Hak Pasein dan Keluarga).

 

 

Penyebab Stunting

Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain;

1. Asupan kalori yang tidak adekuat;

  • Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan)
  • Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI)
  • Peranan protein hewani dalam MPASI
  • Penelantaran
  • Pengaruh budaya
  • Ketersediaan bahan makanan setempat.

2. Kebutuhan yang meningkat;

  • Penyakit jantung bawaan
  • Alergi susu sapi
  • Bayi berat badan lahir sangat rendah
  • Kelainan metabolisme bawaan
  • Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak)

 

 

Tips Pencegahan Stunting

1. Saat Remaja Puteri

Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.

2. Masa Kehamilan

Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.

3. Saat Balita

a. Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Imunisasi

Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit

c. ASI Eklskkusif

Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.

d. Pemantauan tumbuh kembang à weight faltering.

 

4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat

Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.***

Editor: Nizwar

Tags

Terkini

Terpopuler