Ada Dupa dan Senter Dekat Penemuan Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Cinere

11 September 2023, 19:48 WIB
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi (tengah), didampingi Kabid Dokkes, Bagian Humas, dan Kasubdit Jatanras, saat konferensi pers pada Senin, 11 September 2023./foto hmspmj /

WAKTULAMPUNG.COM - Polda Metro Jaya menemukan bukti baru di lokasi penemuan mayat diduga GA (64) dan DA (38), ibu dan anak di Perumahan Cinere Indah, Cinere, Depok, Jawa Barat. Bukti baru itu berupa dupa dan senter. 

 

"Kita menemukan dua buah senter dan dua buah dupa yang berisikan bebatuan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, didampingi Kabid Dokkes, Bagian Humas, dan Kasubdit Jatanras, kepada wartawan, Senin 11 September 2023.

Hengki Haryadi mengatakan, barang bukti tersebut ditemukan di kamar mandi. Tepatnya di samping jenazah kedua korban. "Di sebelah jenazah," ujarnya.

Hengki Haryadi mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami temuan-temuan tersebut. Pendalaman itu untuk mengetahui penyebab pasti kematian kedua korban.

 

"Apakah ini (penyebab kematian) alamiah? Apakah ini bunuh diri? Apakah ini pembunuhan? Itu nanti dari alat bukti," ujarnya melanjutkan.

Hengki Haryaedi menjelaskan dua pesan yang ditemukan di dalam rumah ibu dan anak, itu yang memiliki kesamaan. Pesan itu ada di sebuah file di sebuah laptop dan surat. Laptop itu berada di ruang kerja suami GA. Sementara surat ditemukan di kamar GA.

"Dari kedua surat yang ada di kamar maupun yang ada di-file ini, ternyata ini ada kesamaan walaupun konteksnya berbeda. Isinya adalah curhat, keluhan-keluhan tentang yang terjadi di keluarga ini," kata Hengki Haryadi.

 

Ia menerangkan pihaknya bersama Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) masih mendalami isi pesan tersebut. Sejumlah saksi-saksi juga masih diperiksa dan dicari untuk mengungkap kasus ini. Hasil penyelidikan sementara, keluarga ini cukup tertutup.

"Kemudian juga dengan keluarga inti ini terakhir bertemu pada saat tahun 2011, adiknya dan sebagainya. Dan terakhir berkomunikasi hanya datang beberapa bulan yang lalu. Jadi memang ini hampir sama dengan kejadian Kalideres," ujar Hengki Haryadi.

Ia juga menyebutkan, tim gabungan akan mendalami ada atau tidaknya jejak orang asing di TKP. Penelusuran jejak dilakukan untuk mendalami korban tewas alami, bunuh diri, atau dibunuh.

 

“Kita juga sterilitasnya dari awal, sehingga tim laboratorium forensik bisa menganalisis apakah ada jejak-jejak orang, di luar dua jenazah ini sebelum kejadian,” katanya.

Menurut Hengki, perlu dilakukan penyidikan secara mendalam untuk mengungkap penyebab daripada kematian korban. Sebab peristiwa ini menurutnya mirip dengan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat pada November 2022 lalu. “Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres,” ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, lanjut Hengki, tim gabungan akan menerapkan pola penyidikan yang sama seperti kasus Kalideres. Di antaranya, yakni dengan melibatkan ahli lintas profesi dan mengedepankan metode scientific.

“Tim forensik di bawah pimpinan Kabid Dokkes Polda Metro Jaya sedang melaksanakan autopsi lengkap untuk melihat, menganalisis jenazahnya. Apa penyebab kematiannya. Kemudian apakah ada unsur racun di dalam jenazahnya itu,” ujarnya.

 

Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko memimpin langsung proses olah TKP. Selain itu, terdapat juga anggota INAFIS Polri bersama Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) juga tampak melakukan pengambilan gambar dan sampel di sekitar TKP.***

Editor: Nizwar

Tags

Terkini

Terpopuler